Thursday, May 16, 2019

BAB 9 (Perilaku Terpuji)

Perilaku Terpuji 

Nabi Ibrahim adalah figur seorang bapak yang saleh. Begitu pula dengan
Nabi Ismail merupakan anak yang patuh dan taat terhadap orang tua.
Pada pelajaran ini, kamu akan mempelajari contoh perilaku terpuji dari

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Jadikanlah teladan dalam kehidupan sehari-
hari.

Membaca Al-Qur’an dengan fasih dan tartil dilaksanakan 5 sampai 10 menit

Surah Al-Kafirun

Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih Maha Penyayang

1. Katakanlah (Muhammad), Wahai
orang-orang kafir!

2. aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah,

3. dan kamu bukan penyembah apa
yang aku sembah,

4. dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu
sembah,

5. dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah apa yang aku
sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku.

Mukadimah
Pada pelajaran yang lalu telah dibahas tentang sejarah Nabi Ibrahim a.s. dan
Nabi Ismail a.s. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai salah seorang nabi atau rasul ulul
azmi (yang memiliki keteguhan). Beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah
(kekasih Allah) dan Abul Anbiya’ (bapaknya para nabi).
Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim dengan istrinya yang bernama Hajar.
Saat masih bayi, Ismail dan ibunya hidup di tengah padang pasir Mekah. Di lembah
tandus itu, setelah lama menahan haus, Ismail akhirnya minum air zam-zam.

A. Meneladani Perilaku Nabi Ibrahim a.s.

Berikut ini akan diuraikan perilaku terpuji Nabi Ibrahim a.s. Mari kita
jadikan teladan kehidupan.
1. Istiqamah dan Teguh Pendirian
Nabi Ibrahim a.s. mempunyai pendirian yang kuat. Beliau senantiasa
istiqamah di jalan Allah. Nabi Ibrahim dilahirkan di lingkungan penyembah
berhala. Ternyata, lingkungan tidak berpengaruh terhadap dirinya.
Hal ini karena sikap teguh pendirian dan istiqamah yang beliau
miliki. Beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala,
sebagaimana firman Allah:

Artinya:
“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar,
“Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-tuhan.
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang
nyata”. (Q.S. Al-An’am/6: 74)

2. Lurus Tauhidnya kepada Allah
Nabi Ibrahim a.s. sangat kuat imannya. Kesesatan tetaplah dikatakan
sebagai kese satan meskipun itu ayahnya sendiri. Beliau akhirnya diusir
oleh sang ayah.
Nabi Ibrahim mencari siapakah sesembahan atau Tuhan yang
sebenarnya. Tatkala beliau melihat bintang, ia katakan; “Inilah Tuhanku.”
Namun, ketika bintang itu tenggelam, ia berkata; “Saya tidak suka yang
tenggelam.” Demikian juga ketika melihat bulan dan matahari.
Karena merasa benda-benda di alam ini tak ada yang pantas untuk
disembah, ia berkata, sebagaimana dalam firman Allah
.
Artinya:
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Q.S.
Al-An’am/6: 79)
Nabi Ibrahim mampu menjadi muslim yang muwahid (lurus
tauhidnya) meski lingkungan tidak mendukung. Ini menunjukkan bahwa
fitrah manusia pada dasarnya adalah bertauhid.
3. Cerdas, Diplomatis, dan Pemberani

Kecerdasan Nabi Ibrahim, dapat dilihat ketika menghancurkan berhala-
berhala kaum musyrikin. Beliau menyisakan satu berhala yang terbesar.

Hal ini tentunya bukan dengan tanpa tujuan. Ketika dalam persidangan,
beliau pun ditanya tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala
itu. Nabi Ibrahim menjawab; “Tanyakan saja kepada berhala yang paling
besar yang belum rusak!”
Sebenarnya jika kaum musyrikin itu mau menggunakan otaknya
mereka sudah tahu maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut. Namun
karena kebodohan mereka, mereka pun balik mengumpat: “Bagaimana

3. Taat dan Patuh terhadap Ibu Bapak
Nabi Ismail adalah seorang nabi dan anak yang taat dan patuh
terhadap perintah orang tuanya. Nabi Ismail taat ketika hendak disembelih,
pada saat mendirikan Kakbah, dan senantiasa mendoakan kedua orang
tuanya. Semua perintah Allah, orangtuanya dilaksanakan dengan penuh
ketundukan.
Sebagai orang yang beriman, meneladani perilaku Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail pada hakikatnya juga meneladani Nabi Muhammad saw.
Beberapa perilaku yang dapat kita jadikan teladan adalah sebagai berikut.
1. Menjaga akidah kita, jangan sampai terpengaruh oleh perbuatan
menyekutukan Allah.
2. Membiasakan diri bersikap sopan santun, menaati perintah orang tua
dan perintah guru di sekolah.
3. Teguh pendirian dan istiqamah dalam beragama. Tetap istiqamah
menjalankan agama meskipun lingkungan di sekitar kita banyak yang
melakukan kemaksiatan.
4. Sabar menghadapi segala ujian dan cobaan yang menimpa kita.
Semuanya kita pasrahkan kepada Allah.
5. Berlapang dada dalam menghadapi kenyataan hidup, tidak putus asa,
dan mengeluh.
6. Ikhlas menjalankan semua perintah Allah, baik perintah yang berat
maupun yang ringan.

7. Berbakti kepada orang tua, selalu mendoakan agar diampuni dosa-
dosanya, baik pada waktu orang tua masih hidup maupun sudah

No comments:

Post a Comment