Thursday, May 16, 2019

BAB 8 (Kisah Nabi dan Rasul)

Kisah Nabi dan Rasul 8

Kisah Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail merupakan sejarah yang
menarik perhatian. Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail berhasil membangun
Kakbah. Kakbah adalah kiblat umat Islam di seluruh dunia. Pelaksanaan
ibadah haji dan kurban juga banyak diambil dari syariat Nabi Ibrahim

Membaca Al-Qur’an secara tartil dan fasih selama 5 sampai 10 menit

Surah An-Na£r

Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang

1. Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan,

2. dan engkau melihat manusia
berbondong-bondong masuk
agama Allah,

3. maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhan-mu dan
mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh, dia Maha Penerima
Tobat.

Mukadimah
Suatu ketika Raja Namrud bermimpi. Ada seorang anak laki-laki yang telah
mengambil mahkotanya. Raja Namrud memanggil ahli nujum untuk meramal
mimpinya. Ahli nujum mengatakan bahwa suatu saat akan lahir seorang anak laki-
laki. Ia akan menghancurkan kerajaan Raja Namrud.
Mendengar jawaban ahli nujum tersebut Raja Namrud marah. Ia memerintahkan
pengawalnya agar semua bayi laki-laki dibunuh. Ketika perintah itu turun, Ibrahim
masih dalam kandungan ibunya. Ibu Ibrahim takut lalu bersembunyi ke gua.
Ibrahim pun dilahirkan di sana. Kemudian Ibrahim bayi mungil itu ditinggalnya.
Ia hidup di gua bertahun-tahun. Apabila lapar dan haus, maka diisaplah jari
tangannya sehingga keluar madu yang manis. Nabi Ibrahim tumbuh dengan sehat
dan menyenangkan berkat kekuasaan Allah.
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan momentun bersejarah bagi
peradaban manusia. Mulai dari asal mula air Zamzam dan syariat kurban, serta
ibadah haji. Begitu pun dengan kemakmuran negeri Mekah adalah berkat doa Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail yang dikabulkan oleh Allah.

A. Kisah Nabi Ibrahim as

Ibrahim adalah putra Azar. Pekerjaan Azar membuat patung atau
berhala. Berhala itu disembah sebagai tuhan. Ibrahim dilahirkan di Faddam
Aram, Babylonia. Negeri Babylonia diperintah oleh Raja Namrud. Ia dan
rakyatnya menyembah berhala. Raja Namrud sangat kejam.
1. Nabi Ibrahim Mencari Tuhan
Sejak kecil Nabi Ibrahim sudah merasa heran melihat kaumnya
menyembah berhala. Berhala itu dibuatnya sendiri, tidak bisa berbicara,
tidak dapat melihat, tidak bisa mendengar, dan sama sekali tidak bisa
memberi pertolongan.
“Mengapa mereka menyembah benda mati?” Demikian pertanyaan
yang timbul di benak Nabi Ibrahim as. Jika ia bertemu dengan unta,
kambing atau domba, dalam hatinya bertanya, “Siapakah yang menjadikan
binatang-binatang itu?”
Ketika hari sudah malam, Nabi Ibrahim a.s. melihat bulan, bintang
sampai tenggelam. Pada siang hari beliau melihat matahari dari terbit
hingga terbenam. Beliau bertanya dalam hatinya, “Aku tidak akan
bertuhan kepada yang terbit dan terbenam itu.”
Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan dengan penyelidikannya sendiri.
Beliau mempergunakan akal pikirannya, dan memperhatikan alam
sekitarnya. Akhirnya, Nabi Ibrahim dapat menemukan kesimpulan,
“Tuhanku adalah yang menciptakan langit dan bumi. Tuhanku yang
menciptakan manusia, menghidupkan tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan,
dan apa saja yang terdapat di bumi.”
2. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Setelah diangkat menjadi rasul, Nabi Ibrahim a.s. mulai mengajak
umatnya agar menyembah Allah. Bukan menyembah patung atau berhala.
Mula-mula ayahnya diajak untuk menyembah Allah. Semuanya menolak.
Nabi Ibrahim a.s. mencari jalan untuk menyadarkan umatnya. Beliau ingin
menghancurkan patung-patung yang disembah.
Nabi Ibrahim a.s. mengambil kapak ayahnya. Ketika Raja Namrud
beserta bala tentaranya tengah berburu dan Kota Babylonia sedang
sepi, Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan semua patung tersebut. Beliau
membiarkan sebuah patung yang paling besar. Kapak yang dipakai untuk
menghancurkan patung itu digantungkan ke leher patung yang paling
besar.
Kemarahan Raja Namrud makin memuncak. Ia merintahkan untuk
menangkap dan membakar Ibrahim. Kemudian, Ibrahim ditangkap dan
dibakar di alun-alun kota, di depan istana Raja Namrud. Raja Namrud
dan pengikutnya berpesta di sekeliling api yang menyala. Raja Namrud
dengan kemarahannya berkata, sebagaimana tersebut dalam surah Al-
Anbiya’ ayat 68 sebagai berikut.
Artinya:
“Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika
kamu benar-benar hendak bertindak.” (Q.S. Al-Anbiya’/21: 68)
Allah swt Maha Kuasa. Allah melindungi Nabi Ibrahim a.s., Allah
swt berfirman.

Artinya:
“Kami katakan, “Hai api, menjadilah dingin dan keselamatan atas diri
Ibrahim.” (Q.S. Al-Anbiya’/21: 69).
Api yang panas itu menjadi dingin. Nabi Ibrahim a.s. selamat. Itulah
mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim a.s.
Sejak saat itu banyak orang yang percaya kepada Nabi Ibrahim as.
Mereka beriman dan menyembah Allah swt. Tak lama kemudian Nabi
Ibrahim pindah ke negeri Kan’an (Palestina). Di sanalah beliau menikah
dengan Sarah dan menyampaikan dakwah kepada umat manusia.
3. Nabi Ibrahim a.s. Pindah ke Negeri Syam
Setelah dirasa kurang aman di Kan’an, Nabi Ibrahim bersama istrinya
pindah ke Syam. Sejak dahulu, negeri Syam terkenal negeri yang aman,
sejahtera, dan ramah tamah. Tak lama kemudian, Nabi Ibrahim dan Sarah
pindah ke Mesir. Ketika itu, Raja Mesir mendengar bahwa Sarah adalah
seorang yang sangat cantik. Rajapun menyuruh Ibrahim menghadap.
Raja Mesir, bertanya; Siapakah perempuan itu? Ibrahim menjawab, “Ia
adalah saudaraku.” Nabi Ibrahim terpaksa berdusta. Berdusta itu diizinkan
Allah terhadap orang yang hendak menganiaya. Nabi Ibrahim tidak pernah
berdusta, kecuali tiga kali.
a. Beliau mengatakan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.
b. Beliau mengatakan bahwa yang menghancurkan berhala adalah
berhala yang paling besar, ketika ditanya Raja Namrud.
c. Beliau mengatakan kepada Raja Mesir bahwa Sarah adalah saudaranya.
Kalau tidak mengatakan demikian, tentunya istrinya akan dirampas
oleh Raja Mesir.
Demikianlah akhirnya, Sarah diperintahkan untuk mengobati penyakit
Raja Mesir. Penyakit Raja disembuhkan. Sebagai hadiahnya, Sarah diberi
seorang budak wanita yang bernama Hajar. Hajar inilah yang kemudian
juga menjadi istri Nabi Ibrahim. Hajar adalah ibu Nabi Ismail a.s.

Pendidikan Agama Islam Kelas IV 92
1. Bacalah buku sejarah tentang kisah Nabi Ibrahim as!
2. Buat ringkasan dari buku yang telah kamu baca tersebut dalam buku
tugasmu!
B. Kisah Nabi Ismail a.s.

Nabi Ismail a.s. adalah putra Nabi Ibrahim a.s. dengan Hajar. Atas
wahyu Allah swt Nabi Ibrahim a.s. memindahkan Hajar dan bayinya ke
tengah padang pasir di Mekah dekat sebuah bangunan suci yang kemudian
dikenal sebagai Kakbah. Pada waktu itu di Mekah masih merupakan lautan
padang pasir yang belum dihuni oleh manusia. Kemudian Nabi Ibrahim
a.s. berdoa kepada Allah sebagaimana tersebut dalam surah Ibrahim ayat
37 sebagai berikut:
Artinya:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S. Ibrahim/14: 37).
1. Sejarah Sumur Zam-Zam
Di tempat sunyi dan terpencil Ismail dan ibunya mendapat cobaan dari
Allah swt. Bekal makanan yang dibawa habis, air susu ibunya telah kering
dan Ismail menangis kehausan. Hajar mulai kebingungan dan berlari-lari

Pelajaran 8. Kisah Nabi dan Rasul 93
dari Bukit Safa ke Bukit Marwah. Ia bolak balik sampai tujuh kali untuk
mencari air. Dalam ibadah haji, lari-lari kecil ini disebut dengan Sa’i.
Setelah pulang balik antara Safa dan Marwah 7 kali, Hajar mendengar
suara Malaikat Jibril menyerunya. Atas pertolongan Allah lewat Malaikat
Jibril, tiba-tiba di dekat Ismail muncul sebuah mata air yang jernih. Hajar
pun tergesa-gesa mengumpulkan air yang melimpah itu. Mata air itulah
yang sekarang dinamakan Sumur Zam-zam.
2. Syariat Kurban
Sewaktu Nabi Ismail a.s. menginjak remaja, Nabi Ibrahim a.s. bermimpi
bahwa ia harus menyembelih Ismail. Walaupun berat, Nabi Ibrahim a.s.
dan Nabi Ismail a.s. tetap melaksanakan perintah Allah tersebut. Dalam
Surah As-Saffat ayat 102 dijelaskan sebagai berikut.
Artinya:
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya,
Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia
(Ismail) menjawab: “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan
(Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang
yang sabar.” (Q.S. As-Saffat/37: 102).
Nabi Ibrahim a.s. segera melaksanakan perintah Allah tersebut. Beliau
hendak menyembelih Ismail, kemudian Allah berfirman:
Artinya:
“Lalu Kami panggillah dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh engkau telah
membenarkan mimpi itu.” Sungguh demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan
yang besar.” (Q.S. As-Saffat/37: 104-107)
Atas kehendak dari Allah, Nabi Ismail a.s. selamat, ia digantikan
dengan seekor kibas (domba). Peristiwa tersebut sampai sekarang menjadi
tuntunan melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha.

No comments:

Post a Comment